dari katong par katong samua

Wainitu Langganan Banjir Saat Hujan Warga Butuh Penataan Drainase yang Layak

1,544

AM – Musim hujan bukanlah saat yang dinantian oleh Warga yang berdomisili di RT.002/04 Kelurahan Wainitu, pasalnya saat hujan itulah warga sekitar dibuat susah dan harus berlomba untuk menata kondisi rumah yang rutin diserang serbuan air yang masuk rumah mencapai ketinggian 1 meter lebih.

Jangankan untuk beristirahat sejenak saja, serbuan air deras yang berasal dari kawasan kudamati dan luapan kali air putri dan kali wainitu seakan mengepung hampir 90 persen kawasan yang dihuni hampir 200 Kepala Keluarga tersebut. Tak heran jika para orang tua dan anak-anak mereka harus menahan kedinginan sepanjang hari hanya untuk menimba air yang masuk di dalam.

Fenomena menyedihkan ini terus berlanjut sepanjang musim penghujan dan baru akan berhenti seiring datangnya musim kemarau.

J.M Hattu, Ketua RW. 04 Kelurahan Wainitu kepada redaksi mengatakan, salah satu faktor yang menjadi persoalan sering terjadinya banjir di kawasan RT.002/04 disebabkan karena penataan drainase yang tidak layak dan berukuran kecil sehingga tidak mampu menampung dan mengalirkan debit air hujan yang turun. Ditambah lagi dengan kondisi kali air putri dan kali wainitu yang semakin tinggi endapan lumpur dan sampah sehingga menjadi pemicu utama banjir yang melanda pemukiman warga.

“Saya harus jujur katakan bahwa penataan drainase dan endapan lumpur serta sampah pada kali air putri dan kali wainitu adalah penyebab utama terjadinya banjir di wilayah pemukiman RT.002/04,” jelasnya.
Untuk itu Hattu berharap, adanya perhatian serius dari Pemeringah Kota Ambon dan Pemeringah Provinsi Maluku untuk melihat sumber persoalan yang terjadi sehingga bisa meringankan penderitaan warga selama ini.

Sementara itu Ketua RT.002/04 Kelurahan Wainitu Alexander Lekipiouw mengatakan, sejak dipilih pada Agustus 2017 kemarin, dirinya bersama Perangkat dan warga sudah mengambil beberapa langkah untuk mengantisipasi bahaya banjir yang sudah menjadi langganan tahunan saat hujan.

Diantaranya dengan melakukan komunikasi dengan Pihak Kelurahan serta instansi teknis terkait dalam upaya memperbaiki dan menata saluran drainase serta pengerukan kali air putri dan kali wainitu. Alhasil, untuk tahun 2018 ini, Dukungan Pemerintah Provinsi Maluku dan Kota Ambon mulai menunjukan perhatiannya.

“Tahun 2018 ini wilayah kami mendapatkan bantuan Rehabilitasi Drainase selanjang 300 meter dari Dinas Pemukiman dan Perumahan Provinsi Maluku. Sementara dari Pihak Pemerintah Kota Ambon sesuai dengan penjelasan yang saya terima sendiri dari Lurah Wainitu, kami juga diminta untuk mendata saluran drainase baru, dan semoga bisa direalisasi pada tahun ini,” jelasnya.

Sementara untuk pengerukkan kali air putri dan kali wainitu jelas Lekipiouw, pihak Dinas Pemukiman dan Perumahan Maluku juga sudah memberi signal untuk segera ditangani. Hal ini jelas akan sangat membantu warga karena jika pengerukkan dilakukan pada kedua kali tersebut, maka ruang untuk menampung debit air hujan akan lebih besar sehingga tidsk meluap ke pemukiman warga.

KESAL DENGAN PERHATIAN WAKIL RAKYAT

Lebih lanjut Lekipiouw menilai, penderitaan warga yang dipimpinnya selama ini khusus terkait persoalan banjir, tidak pernah mendapat respons dari para wakil rakyat khususnya Anggota DPRD Kota Ambon Dapil Nusaniwe, dan juga Anggota DPRD Provinsi Maluku dapil Kota Ambon. Kekesalan ini dikarenakan selama ini tak satupun wajah para waki, rakyat yang muncul di wilayahnya baik saat banjir maupun dalam bentuk kegiatan Resap Aspirasi (Reses) untuk melihat dan mendengar langsung keluhan dan penderitaan warga.

“Hampir 7 tahun saya menetap di Wainitu khusus di RT.002/04, belum pernah satu kalipun ada wajah para wakil rakyat kita di DPRD Kota Ambon dan DPRD Provinsi Maluku yang hadiri disini. Padahal bisa dibayangkan, dari di DPRD Kota Ambon saja, Ketua DPRD dan Wakil Ketua DPRD adalah mereka yang berasal dari Dapil Nusaniwe, dan RT.002/04 ada di dalamnya. Dimana mereka selama ini???” Tegasnya.

Untuk itu Lekipiouw berharap, kepercayaan yang diam anagram oleh Rakyat kepada mereka (Wakil Rakyat) dapat diemban dengan penuh tanggung jawab.
“Jangan hanya pada saat momen Pemilu baru turun mengambil hati warga, tapi sejatinya selama mengemban tanggung jawab sebagai wakil rakyat, bukalah hati untuk bersama-sama menderita bersama warga,” pinta Lekipiouw.

Diakhir komentarnya Lekipiouw juga menambahkan, dirinya bersama perangkat dan warga akan menggalakan budaya bersih lingkungan dan sampah, karena dengan kesadaran membuang sampah pada tempatnya dengan tidak membuang pada saluran dan kali tentunya akan meminimalisir terjadinya bahaya banjir di lingkungan sekitar. (AM-01)

Leave A Reply

Your email address will not be published.

%d bloggers like this: