Syharoel Pawa |
BERITA MALUKU. Ratusan warga Ambalau, Kecamatan Ambalau, Kabupaten Buru Selatan (Bursel) yang meninggalkan kampung halaman selama dua tahun akibat didera konflik politik pada Pilkada Kabupaten Bursel tahun 2015 lalu, akan dipulangkan kembali ke kampung halamannya setelah mereka ditampung di berbagai camp pengungsian.
Informasi diterima Berita Maluku Online, Senin (4/9/2017) menyebutkan, pihak pemerintah kabupaten Bursel rencananya akan memulangkan ratusan pengungsi tersebut lantaran kondisi keamanan di kecamatan Ambalau dinilai sudah kembali kondusif pasca pilkada Kabupaten Bursel dua tahun silam.
Untuk itu, pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bursel telah mendata seluruh pengungsi korban konflik politik ini untuk memberikan pembiayaan secukupnya guna mengongkosi kepulangan kepada tiap Kepala Keluarga (KK) yang berjumlah 127 KK itu.
Sekretaris Daerah (Sekda) Bursel, Syharoel Pawa mengatakan, penyerahan biaya pemulangan kepada pengungsi berdasarkan komitmen dan kesepakatan dari hasil pertemuan bersama antara Pemkab Bursel dan pihak pengungsi pada tanggal 14 Agustus 2017.
“Maka tindaklanjutnya hari Kamis (31/8/2017) lalu baru kita realisasikan. Seharusnya pada hari-hari kemarin namun ada insiden kecil di Desa Selasi, sehingga kesempatan ini baru kita laksanakan,” jelas Pawa.
Menurut Pawa, seharusnya seluruh pengungsi 125 KK itu hadir, tetapi karena pertimbangan teknis dan pertimbangan taktis sehingga ditempuh melalui perwakilan pengungsi dari tiga desa, yakni desa Elara, desa Selasi dan desa Siwar.
Pawa berharap, tiga orang pengungsi yang mewakili para pengungsi ini betul-betul bisa merepresentasikan pengungsi untuk membentengi informasi yang minor.
“Jangan sampai setelah dari sini ada informasi yang berkembang tidak sesuai dengan kesepakatan dan kenyataan yang ada,” harap Pawa.
Pawa juga berharap, tak ada lagi persoalan setelah pengungsi pulang ke kampung halaman mereka. Menurutnya, karena pada dasarnya masyarakat Ambalau semuanya bersaudara.
“Mereka semuanya bersaudara, hanya berbeda saat politik saja. Tetapi semua sudah berlalu, biarlah berlalu,” ujar Pawa.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bursel, Awat Mahulauw menyatakan, pembagian dilakukan per desa sebagaimana telah ditunjuk perwakilan berdasarkan hasil pertemuan sebelumnya.
Mahulauw menjelaskan, penerimaan biaya pemulangan ini ada pernyataan yang harus diisi oleh setiap KK dimana terdapat 5 poin, salah satunya tentang jumlah anggaran per KK.
“Kemudian barang-barang kebutuhan rumah tangga yang harus didistribusikan berada di gudang, nanti masing-masing pergi mengambilnya,” ujar Mahulauw.
Sebagaimana diketahui, biaya untuk pemulangan 125 KK pengungsi ini total berjumlah Rp1 miliar. Dan anggarannnya diserahkan lansgung oleh Sekda Syharoel Pawa didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bursel, Awat Mahulauw, berlangsung di ruangan kerja Pawa (sekda), Kamis (31/8) lalu, dan diterima tiga orang perwakilan dari tiga desa, yakni desa Elara, desa Selasi dan desa Siwar.
Dari desa Elara terdapat sebanyak 37 KK diberikan anggaran sebesar Rp296 juta, desa Selasi mendapatkan anggaran Rp272 juta untuk 34 KK, dan desa Siwar Rp432 juta untuk 54 KK.
Kepada masing-masing KK akan memperoleh Rp8 juta sehingga jumlah keseluruhan anggaran mencapai Rp1 milyar. (LE)