BERITA MALUKU. Balai Karantina Hewan Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) mencatat, sebanyak 1.692 ekor sapi dikirim ke luar terutama ke Kalimantan, Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur.
Kepala Seksi Karantina Hewan Balai Karantina Kota Ternate, Setyawan Paramularsih di Ternate, Minggu (15/10/2017), mengatakan jumlah itu menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu.
“Titik fokus pengirimannya bukan lagi pada satu pelabuhan saja, tetapi ada beberapa termssuk diantaranya Tobelo – Bitung dan Bastiong – Bitung,” katanya. Ia menyatakan, pengiriman lebih banyak melalui Tobelo, sedangkan sapi-sapi tersebut banyak yang berasal dari Halmahera Timur (Haltim), Halmahera Utara (Halut), Halmahera Barat (Halbar), dan Halmahera Tengah (Halteng).
Berdasarkan pengawasan oleh pihak Karantina Pertanian, pemeriksaan dilakukan dengan tujuan untuk mencegah masuk dan keluarnya hama penyakit yang ada pada hewan tersebut.
“Jadi yang dilakukan pemeriksaan penyakitnya, jika hewannya layak dan tidak ada masalah maka disilakan untuk melakukan pengiriman keluar,” ujarnya.
Sejauh ini, ada beberapa sapi yang mengalami kegagalan pengiriman namun sangat sedikit.
Terhitung sejak Januari hingga Oktober 2017 ada 5 ekor sapi yang gagal keluar karena terkena bakteri Brusela (bakteri penyebab keguguran pada hewan hamil).
“Jika hewan yang terkena bakteri tersebut maka merugikan petani. Jadi, jika terdeteksi terkena virus maka dilakukan penyembelihan agar tidak menular, apalagi penyakit itu juga bisa menular ke manusia juga,” katanya.