AMBON – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku kembali memberangkatkan sebanyak 210 tokoh agama dari berbagai lintas agama di daerah ini. Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Maluku, Zeth Sahuburua, melepas sekaligus menyerahkan secara resmi para tokoh agama tersebut kepada PT. Permata Kencana Mulia, bertempat di Lantai 7 Kantor Gubernur Maluku, Rabu (11/4/2018).Sahuburua menyebutkan, kegiatan ini dalam rangka Perjalanan Peningkatan Keimanan dan Ketakwaan ke Kota Mekkah/Medinah, Kota Yerusalem dan India Sebanyak 210 orang yang diberangkatkan, menurut Sahuburua, terdiri dari tokoh Islam sebanyak 124 orang, Protestan 70 orang, Katolik 10 orang, Hindu 3 orang dan Budha 3 orang.‘’Selaku Pemerintah Daerah, saya ucapakan selamat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak dan ibu para tokoh agama, yang selama ini sudah banyak berkontribusi terhadap pembinaan dan pembangunan mental spiritual anak-anak negeri ini,’’ tutur Sahuburua.Dia katakan, banyak cerita menarik dari keteladanan para tokoh agama di desa dan dusun-dusun terpencil, atau juga di sudut-sudut kota. ‘’Walau hidup serba terbatas secara ekonomi, tanpa fasilitas yang memadai, tapi mereka tetap berjuang melayani masyarakat. Saya mengibaratkan bapak dan ibu tokoh agama ini bagaikan sauh (jangkar) dan nahkoda kapal. Tanpa mereka, umat dan masyarakat kita bagaikan buih di lautan yang tak punya arah,’’ ujarnya. Berkaitan dengan perjalanan keimanan, Sahuburua katakan, pada dasarnya, mission sacre (misi suci) agama diturunkan adalah untuk kemanusiaan, maka sangat logis agama datang memiliki spirit dan perhatian sangat tinggi terhadap segala penderitaan yang mendera umat manusia. ’’Agama dalam spirit etik-profetisnya senantiasa pro-kehidupan dan hadir sebagai respon terhadap segala kesengsaraan dan kekerasan yang dialami umat manusia. Tidak ada agama yang datang sebagai ekspresi terhadap kesenangan dan kenikmatan sesaat, tetapi agama hadir untuk membela nilai-nilai kemanusiaan yang tertindas oleh pelbagai kekerasan,’’ imbuhnya. Sahuburua menambahkan, semua agama yang ada di muka bumi ini mengajarkan kebaikan dan kedamaian hidup manusia. Budha mengajarkan kesederhanaan, Hindu mengajarkan Ahimsa, tidak boleh menyakiti dan membunuh, Kristen mengajarkan cinta kasih, Konfusianisme mengajarkan kebijaksanaan, dan Islam mengajarkan kasih sayang bagi seluruh alam (Rahmatan lil ‘Alamin}.Hal ini, lanjut Sahuburua, menunjukan peran profetik semua agama-agama besar ini tak lain yaitu menjadi way of life bagi manusia untuk membangun peradabannya guna mencapai kehidupan yang bahagia dan sejahtera di dunia dan akhirat. Atas dasar itu, kata dia, program Pemerintah Daerah Provinsi Maluku mengirimkan para tokoh agama di level basis, meliputi imam masjid, ustaz, para tuang guru mengaji, pendeta, pastor, pedande, biksu di sebelas (11) Kabupaten/ kota se- Provinsi Maluku ke kota-kota suci agama seperti Mekkah/Medinah, Yerussalem, dan India, bukanlah sebuah serimonial biasa, tetapi sesungguhnya merupakan salah satu program strategis untuk mewujudkan salah satu point penting di dalam visi pembangunan Pemda Maluku, yaitu masyarakat yang relijius.‘’Adapun harapan yang ingin kita capai melalui program ini, antara lain, pertama, para tokoh agama ini dapat menyaksikan secara langsung kota-kota suci tersebut sebagai situs perjuangan para tokoh suci (para nabi dan rasul), di dalam menyiarkan ajaran-ajaran suci agama, serta membangun dan membina umat/masyarakat dengan budi pekerti yang luhur, sehingga darinya para tokoh agama kita semakin termotivasi untuk menjalankan pesan-pesan profetik agama di dalam membina umat dan masyarakat Maluku ini,’’ sebutnya.Kedua, menurut Sahuburua, sebagai perjalanan relijius, para tokoh agama dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya menjadi oase sepiritual guna melakukan refleksi diri dalam rangka peningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. ‘’Ketiga, merupakan salah satu bentuk apresiasi dan ucapan terima kasih Pemda Provinsi Maluku kepada para tokoh agama yang selama ini telah mengabdikan diri bagi pembangunan di daerah ini, khususnya dalam bidang sosial keagamaan,’’ tandas Sahuburua.(*)