Isak Tangis Mewarnai Pelepasan Jenazah Almarhum Tomwin Rionaldo Tamaela

AMBON-MALUKU. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Ambon menggelar Rapat Paripurna Khusus dalam rangka pelepasan Jenazah Almarhum Tomwin Rionaldo Tamaela, anggota DPRD Kota Ambon.

Rapat paripurna khusus ini di pimpin oleh Ketua DPRD Kota Ambon, James Maatita, Kamis (19/4) dan di hadiri oleh Walikota Ambon, Richard Louhenapessy, Wakil Walikota Ambon, Syarief Hadler dan forum pimpinan daerah Kota Ambon, pimpinan dan ketua DPD Partai Demokrat Maluku, Roy Pattiasina, pengurus partai politik, Bupati Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) dan Anggota DPD RI, Novita Anakotta SH. MH.

Dalam pantauan media ini, jenazah almarhum Tomwin Rionaldo Tamaela tiba di gedung DPRD Kota Ambon, sekitar pukul 13.57 WIT menggunakan mobil ambulance warna hitam dan di kawal ratusan kader partai Demokrat yang di pimpin oleh Ketua DPD Partai Demokrat Maluku, Roy Pattiasina.

Sebelum jenazah almarhum dibawa dalam ruang rapat paripurna untuk dilakukan upacara pelepasan, sekretaris DPC Partai Demokrat Kota Ambon, Latif Lahane di dampingi istri almarhum, Julia Rampa dan dua orang anaknya serta ibu almarhum (Ny RM Tamaela) menyerahkan jenazah almarhum kepada pimpinan dan anggota DPRD Kota Ambon.

Isak tangis mewarnai upacara pelepasan jenazah Rio Tamala (Sapaan akrab) saat seluruh anggota DPRD Kota Ambon diberikan kesempatan memberikan penghormatan di depan peti jezanah almarhum Rio Tamaela.

Bahkan beberapa aleg DPRD Kota Ambon terlihat histeris saat melihat tubuh almarhum yang sudah kaku. Tampak salah satu aleg perempuan, Juliana Pattipelohy terpaksa di gotong rekannya Jusuf Latumeten menuju peti jenazah almarhum.

Walikota Ambon, Richard Louhenapessy dalam sambutannya mengatakan, selama dua tahun terakhir, kota ini kehilangan tiga putera terbaik yang merupakan wakil rakyat DPRD Kota Ambon.

“Pada bulan Juli 2016, kita kehilangan Hi Husein Toisutta, dua bulan lalu kita kehilangan almarhum cundrat Pattiasina dan kemarin duka kembali melanda kota ini. Almarhum Tomwin Rionaldo Tamaela, yang akrab kita sapa Rio, harus mengakhiri pengabdiannya di dunia dan kembali ke rumah bapa di sorga,” ungkap Louhenapessy.

Bagi Louhenapessy, almarhum Rio Tamaela adalah politisi muda, pribadi pekerja keras, penuh dedikasi, teguh pada pendirian sekaligus demokrat sejati.

“Almarhum adalah salah satu anggota DPRD kota Ambon yang memiliki integritas tinggi, serta mampu bersikap kritis dalam menyikapi berbagai keputusan dan kebijakan politik yang dibuat oleh pemerintah kota. Sebagai politisi muda, almarhum mampu memberi harapan kepada masyarakat kota Ambon, bahwa DPRD kota masih dapatdiandalkan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat di kota Ambon,” kata ia.

Menurut Louhenapessy, sikap politik almarhum, sebagai ketua fraksi demokrat memang sering membuat ia berbeda. Tetapi ia tetap teguh pada pendirian dan sikap politiknya.

“Sikap kritisnya terhadap pemerintah kota Ambon, telah berhasil memposisikan dirinya, sebagai pengawal jiwa kita, seperti yang dikatakan George van Buchn bahwa orang-orang yang mengungkapkan kritik bagi kita, pada hakekatnya adalah pengawal jiwa kita yang bekerja tanpa dibayar. Demokrasi tanpa seorang demokrat sejati, membuat kuasa miskin legitimasi rakyat. Demokrat sejati tidak pernah merasa bisa, tetapi lebih bisa merasa. Merasakan tuntutan, seruan, keinginan dari pemegang kedaulatan yang sebenarnya yaitu rakyat yang diwakili. Itulah yang ditunjukkan almarhum selama menjadi wakil rakyat,” cetus Louhenapessy.

Dikatakan, Semasa menjalankan amanat sebagai wakil rakyat, almarhum telah menjalankannya dengan penuh rasa tanggungjawab, almarhum telah berhasil, membawa warna baru dalam dinamika politik di kota ini.

“Kepergian almarhum, membuat saya selaku walikota Ambon untuk kesekian kalinya mengaminkan adadium yang mengatakan, jika ingin melihat sejarah, maka lihatlah para politisi senior. Namun jika kita ingin melihat masa depan bangsa, maka lihatlah pergerakan para politisi muda. Saya betul menyadari bahwa kita dilanda duka mendalam karena kehilangan anak, suami, ayah, pemimpin, rekan kerja kita.
Dengan bangga kita berdiri di hadapan jenazahnya, karena kita tahu bahwa alamrhum telah mengabdi bagi ibu pertiwi, pekerja keras dan penuh dedikasi,” kata ia sambil mengucurkan air matanya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Ambon dalam sambutannya mengatakan,
perisitiwa ini sangat berat dan sulit untuk diterima secara nyata. Karena harapannya, almarhum masih bisa lebih lama lagi bersama dalam canda dan tawa, serta bertukar pikiran kritis dalam upaya mempertanggungjawabkan amanat rakyat yang diberikan kepadanya.

“Almarhum telah menunjukkan dedikasi dan kapasitasnya, yang patut dicontohi kita semua. Pada pergaulan seseharinya, almarhum dikenal sebagai seorang politisi yang ramah, dermawan serta mudah bergaul. Ini tandanya almarhum sangat mengasihi kita sebagai teman dan rekan kerjanya. Tetapi sesungguhnya Tuhan Yesus lebih mengasihinya. Sekarang bagi kita yang ditinggalkan, dapat melanjutkan nilai-nilai kebajikan yang telah diteladankan kepada kita,” tutupnya.

Bupati Kabupaten MTB, Petrus Fatlalon yang juga kader partai Demokrat saat diwawancarai media ini mengaku kehilangan sosok almarhum yang dikenal sebagai politisi muda yang tegas, berani dan loyal terhadap partai.

Menurut ia, walaupun terlalu singkat, namun ia yakin almarhum telah berbuat yang terbaik untuk partai Demokrat terkhususnya untuk kota dan masyarakat kota Ambon.

Sama halnya Anggota DPD RI asal Maluku, Novita Anakotta SH. MH yang menilai almarhum adalah sosok yang kritis dan sangat di cintai warga.

Menurut Anakotta, almarhum sesama hidup begitu aktif dalam segala hal. Dalam beberapa agenda reses yang dilakukannya di masyarakat, almarhum sering berkomunikasi dan bertukar pikiran untuk pengembangan kota dan masyarakat di kota ini.

Usai rapat paripurna khusus, jenazah almarhum Rio Tamaela di berangkatkan menuju Tempat Pemakaman Umum Bentang. (AM-01)

Rionaldo Tamaela