AMBON-MALUKU. Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Maluku, Zeth Sahuburua berharap kehadiran Lembaga Tinggi Masyarakat Adat Indonesia (LEMTARI) di Maluku mampu memperkuat khazanah adat di Maluku.
Sahuburua dalam sambutannya pada pelantikan pengurus LEMTARI Maluku yang diketuai oleh Abraham Henry Tulalesy, Rabu (9/5) di lantai tujuh kantor Gubernur Maluku mengatakan, LEMTARI memiliki posisi sangat penting untuk memainkan peran-peran pro-active, strategis dan ikut serta mengambil tanggung jawab proporsional dalam merespons realitas dinamika modal atau globalisasi.
Menurut sahuburua, ada lima hal penting yang perlu dilakukan kedepan, pertama revitalisasi dan dekontekstualisasi terhadap khazanah adat, yang menjadi bagian sangat fundamental dan penting dalam kehidupan masyarakat Maluku.
Kedua, peta status khazanah adat ini adalah salah satu persoalan serius pemerintah saat ini, dimana Maluku belum memiliki peta status khazanah adat. Pemerintah sementara mengkaji tentang status khazanah adat di Maluku? apakah masih dan aktif? Apakah masih hidup tapi sudah tidak aktif lagi alias “hidup segan mati tak mai? Atau memang sudah mati.
“Olehnya itu, peta ini sangat dibutukan untuk merumuskan kebijakan strategis berkaitan dengan pengembangan penguatan khazanah adat di Maluku,”ucapnya.
Ketiga, dokumentasi khazanah adat Maluku. yang menjadi tantangan serius dan tanggugjawab untuk merawat kualitaas identitas Maluku dalam berbagai bentuknya, mulai dari buku, video, film, dokumenter, kampanye via media sosial dan lain sebagainya.
Keempat, menciptakan ruang publik dan momen publik khazanah adat di Maluku. Untuk itu membutuhkan kerja-kerja regular demi pengembangan strategi kebudayaan dengan menciptakan sebanyak mungkin ruang-ruang publik dan momen-momen publik yang memungkinkan dan proporsional. Atau melembagakan nilai-nilai khazanah adat di Maluku dalam kesadaran dan mentalitas masyarakat Maluku.
Kelima, mengembangkan dan memperkuat kerja sama lintas Stakeholder antar lembaga adat sebagai sebuah pranata bersama untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat adat sebagai kompartemen strategis bangsa dan negara Indonesia.
“Saya yakin, jika kelima hal penting tersebut, bisa dijalankan benar oleh LEMTARI Maluku, maka masyarakat adat di Maluku akan mampu merespons kedua persoalan yang saya sebutkan sebelumnya, yaitu mampu memposisikan identitas kebangsaan Indonesia dalam tatanan mondial dan mampu melakukan penguatan identitas suku bangsa sebagai respons terhadap globalisasi.
Sementara itu, ketua LEMTARI Maluku, Abraham Tulalesy dalam sambutannya, mengatakan kehadiran LEMTARI di bumi raja-raja ini tentu memiliki azas manfaat kepada masyarakat adat, dan menjadikan adat tuan di negeri sendiri.
“Salah satu contoh yang perlu diubah yakni di Bandara International Pattimura Ambon, selain bahasa Indonesia dan Inggris yang dipakai juga harus ada bahasa adat Maluku. masa di pulau Jawa seperti Yogjakarta bisa, masa kita tidak bisa. Dimana hal tersebut merupakan kerinduan kami,”tuturnya.
Selain itu lanjut ia, pihaknya akan berjuang, agar raja bisa ditempatkan pada tempatnya, sehingga bisa mengembalikan marwah Maluku sebagai negeri adat sebelumnya.(AM-10)