Tokoh Agama Di Maluku Angkat Bicara Soal Aksi Bom Bunuh Diri Di Surabaya

Ketua Sinode GPM : Jaga dan pelihara kehidupan orang basudara di bumi Raja-raja ini

AMBON-MALUKU. Sikap tegas datang dari para tokoh agama di Maluku. Dalam pernyataan sikap kepada publik, kelima perwakilan umat dari agama-agama di Maluku, beramai-ramai mengutuk keras peristiwa aksi bom Bunuh Diri pada beberapa rumah ibadah di Surabaya atau dikenal dengan “Surabaya Berdarah”.

Usai rapat bersama di lantai dua kantor gubernur maluku, Senin (14/5) siang itu. Ketua PHDI Provinsi Maluku I Nyoman Sukadana, katakan bahwa insiden Surabaya merupakan kejadian yang sangat buruk. Dan sebagai umat beragama, pihaknya mengutuk tindakan tersebut dengan alasan apapun.

“Semua agama ajarkan cinta kasih, bukan kekerasaan ” tandasnya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia Maluku (MUI) Abdullah Latuapon, mengungkapkan bahwa kejadian bom Surabaya merupakan hal yang sangat keji dan susah diluar batas agama. Untuk itulah, pihaknya mengutuk keras perbuatan yang sudah diluar batas peri kemanusiaan.

“Mari menjaga keamanan dan kedaiaman. Jangan terpengaruh, terprovokasi dengan oknum yang tidak bertangungjawab,” imbau MUI.

Seruan damai juga datang dari Keuskupan Amboina. Melalui juru bicara keuskupan, Fr. Robertus Masliat, sikap gereja Katolik, meski kehilangan umat dan merasa dirugikan. Namun pihak gereja tetap memaafkan dan mendoakan yang terbaik bagi para korban maupun yang merancang pembunuhan sadis ini.

Menurut dia, dengan memaafkan dan mendoakan, pihaknya berharap tidak ada lagi kekerasa, balas dendam yang bisa memicu pertikaian yang bisa akibatkan kekerasan.

“Prinsipnya kita kita dukung apa yang sudah dilakulan oleh pemerintah dan aparat keamanan. Kekerasan itu bukan jalan untuk mencapai kedamaian,” ajaknya.

Begitu juga ungkapan damai dari Ketua Walubi Maluku Wilhemus Jauwerissa, bahwa apa yang terjadi di republik belakangan ini, sesungguhnya merupakan perbuatan yang tidak bertangungjawab.

“Kami himbai mari bersatu, terutama memerangi terorisme di NKRI. Oleh karena itu, cinta kasih harus kita kembangkan. Saling percaya adalah motto utama bangun NKRI, ” ujarnya.

Diakhir pernyataannya, Ketua Sinode GPM Ates Werinussa, mengungkapkan keprihatinan mendalam atas insiden itu. Iapun tekankan kepada warga GPM untuk tetap pelihara kondisi yang aman dan damai. Jaga dan pelihara kehidupan orang basudara di bumi Raja-raja ini.

“Tidak boleh ambil langkah sendiri. Ini bukan persoalan agama. Orang-orang yang ledakan gereja, Juga sangat disesalkan basudara kita dari agama lain. Kita percayakan penanganan ini kepada pemerintah dan aparat keamanan, ” tandasnya. (AM-10)