AMBONMANISE.COM- Dari ujung Banda Aceh sampai tanah Papua, siapa yang tidak mengenal sosok Letnan Jenderal TNI Mar (Purn.) Dr. Nono Sampono, S.Pi., M.Si.
Pria berdarah Maluku kelahiran Bangkalan, Madura, 1 Maret 1953, setelah pensiun Nono Sampono (sapaan akrab) lebih memilih kembali ke Maluku untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.
Pemilihan Umum tahun 2014, dirinya mencalonkan diri sebagai anggota DPD RI mewakili Maluku. Proses pencalonannya sebagai anggota DPD RI periode 2014-2019 berjalan mulus. Letnan Jenderal TNI Mar (Purn.) Dr. Nono Sampono, S.Pi., M.Si berhasil mendapat 65.189 suara dan meloloskannya sebagai anggota senator Indonesia mewakili Maluku.
Karir Nono Sampono terus melijit. Baru dua tahun setengah dirinya bertugas sebagai anggota senator, dirinya dipilih sebagai Wakil Ketua I DPD RI, April 2017.
Walaupun semakin berat tanggung jawabnya sebagai pimpinan DPD RI, tetapi tidak membatasi langkah dan perhatiannya kepada masyarakat di Maluku.
Walaupun medan dan jarak tempuh yang begitu sulit dengan menggunakan angkutan darat, laut dan udara, tidak menjadi halangan bagi sang Jenderal TNI, Nono Sampono.
Pengalaman yang masih teringat jelas, ketika dirinya harus berhadapan dengan ombak besar di Laut Buru untuk membawa bantuan kepada korban bencana alam di Kecamatan Ambalau kabupaten Buru Selatan.
Nono Sampono dan rombongan yang saat itu menggunakan kapal motor laut hampir kehilangan nyawa. Namun, rombongan berhasil mendarat di pelabuhan Ambalau dengan selamat. Walaupun kondisi fisiknya mulai melemah akibat hantaman ombak besar.
Lulusan Akademi Angkatan Laut (1976) ini dalam berbagai perjumpaannya dengan masyarakat, selalu ia tegaskan bahwa kekuasaan bukan tujuan. Tetapi semua yang lakukan semata-mata untuk pengabdian kepada masyarakat.
Menurut ia, perjuangan untuk kepentingan daerah dan masyarakat Maluku di pusat, jangan pernah berhenti sampai disini. Selama masyarakat masih hidup dalam ketertinggalan, keterbelakangan, dan hampir saja dilupakan Negara, perjuangan itu harus terus dilakukan.
“Saya dan semua rekan-rekan seperjuangan (DDP/DPR RI asal Maluku) saja ibaratnya sebagai pembuka jalan. Selanjutnya, harus ada potensi-potensi muda Maluku yang siap melanjutkan itu. Olehnya itu, generasi muda jangan hanya duduk diam. Bangkit dan terus berkarya. Tuntutlah ilmu setinggi mungkin walaupun bagitu banyak tantangan. Semua pasti pasti terlewati asalkan kita sabar dan setia,” ujar ia.
Rancangan Undang-undang Provinsi Kepulauan harus terus diperjuangkan hingga ditetapkan sebagai UU. Sehingga alokasi dana pusat ke Maluku bisa mencapai puluhan triliun per tahun.
Belum lagi dengan pengelolaan blok Marsela yang sangat berdampak besar bagi perdapatan daerah. Dengan sumber keuangan yang begitu besar nantinya, Maluku sudah pasti menjadi provinsi yang maju di masa mendatang.
“Mari kita dukung dan berjuang bersama, demi kemajuan daerah ini kedepan,” harap Sampono.
- Akademi Angkatan Laut (1976)
- Pendidikan Taifib
- Pendidikan PTAL
- Pendidikan Pasukan Khusus Anti Teror di Den 81/Gultor Kopassus
- Pendidikan Pasukan Khusus di Hawaii, Amerika Serikat
- Pendidikan Pasukan Khusus di Korea Selatan
- Seskoad
- Sesko ABRI angkatan XXII
- Riwayat Jabatan Militer
- Komandan Peleton MO-81 (1977-1978)
- Komandan Peleton 2 Ki F (1978-1979)
- Komandan Peleton Markas (1979)
- Ajudan Pangab Jenderal TNI LB Moerdani
- Komandan Denjaka (1988-1993)
- Komandan Yonif 4/Marinir (1993-1995)
- Wakil Danpaspampres (2000-2001)
- Komandan Paspampres (2001-2003)[4]
- Gubernur Akademi Angkatan Laut (2003-2006)
- Inspektur Jenderal Mabes TNI AL (2006)
- Komandan Korps Marinir (2006-2007)
- Danjen Akademi TNI (2007-2011)
- Kabasarnas (2011-2011)