Atasi Resiko Banjir, KMSB Kelurahan Wainitu Dibentuk

AMBON – Kementerian Dalam Negeri RI melalui Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah, dengan Program Pengelolaan Risiko Banjir atau Flood Management in Selected River Basins (FMSRB) yang peduli pada penanganan resiko banjir di khususnya di Provinsi Banten dan Maluku, akhirnya bisa melebarkan sayapnya hingga ke Kelurahan Wainitu Kota Ambon. Hal ini terbukti dengan dibentuknya Kelompok Masyarakat Siaga Bencana (KMSB) di Kelurahan Wainitu.

Pembentukan KMSB ini tak lain adalah untuk membantu masyarakat dalam mengelola dan mengurangi risiko banjir melalui pendekatan pengelolaan banjir terpadu di wilayah sungai. Demikian disampaikan Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM), Viona Maitimu, saat bertatap muka dengan kepengurusan KMSB Kelurahan Wainitu yang baru dibentuk.

Menurutnya, Program FMSRB itu sendiri memiliki empat sasaran pokok yakni, pertama untuk meningkatnya kualitas perencanaan pengelolaan risiko banjir, kedua meningkatnya kualitas pengelolaan lahan dan infrastruktur pengendali banjir, ketiga meningkatnya kapasitas pengelolaan risiko banjir berbasis masyarakat, serta keempat meningkatnya kualitas koordinasi penyusunan kebijakan dan pengelolaan risiko banjir di tingkat nasional.

Untuk itu, dengan hadirnya KMSB Kelurahan Wainitu, maka sejumah perencanaan dan aksi dalam bentuk kegiatan fisik dan non fisik akan ditangani dengan bekerjasa sama dengan TPM, agar kebutuhan warga dalam upaya mengantisipasi dan mengurangi resiko banjir di Kelurahan Wainitu bisa diatasi.

Tatap muka bersama yang digelar, Jumat, (13/09/2019) yang bertempat di aula Kantor Kelurahan Wainitu tersebut telah disepakat beberapa point penting. Diantaranya pemantapan struktur organisasi KMSB, pemetaan sejumlah permasalahan, serta pengusulan kegiatan aksi. Hadir diantaranya para Ketua RT dan tokoh-tokoh masyarakat di Kelurahan Wainitu yang wilayahnya berada pada sekitar bantaran sungai serta kena dampak banjir saat musim hujan.

Lurah Wainitu, M.Nikijuluw, S.STP, M.Si kepada redaksi memberikan apresiasi kepada pihak FMSRB, TPM, serta para perangkat RT/RW dan tokoh masyarakat di Kelurahan Wainitu yang sudah menyambut baik hadirnya KMSB tersebut. Pasalnya, dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Maluku serta Pemeritah Kota Ambon, maka hadirnya KMSB yang disponsori oleh  program FMSRB, tentunya sejumlah permasalahan mengenai penanganan masalah banjir di wilayah Kelurahan Wainitu bisa teratasi.

“Kita tahu Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kota Ambon miliki keterbatasan keuangan daerah dalam melihat semua kebutuhan masyarakat. Untuk itu, kehadiran KMSB yang difasilitasi oleh program FMSRB ini sangat bermanfaat dan harus diberdayakan dengan sebaik-baiknya. Dan saya berharap pula agar semua KMSB yang baru dibentuk bisa segera melakukan aksi di lapangan, lihat dan data semua kebutuhan warga yang berdampak banjir agar bisa dilakukan perencanaan program aksi,” jelasnya.

Sementara Ketua KMSB Kelurahan Wainitu, Alexander Lekipiouw kepada redaksi juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. Dan langkah awal yang akan dilakukan bersama semua sturktur kepengurusan KMSB adalah, menginventarisir usulan kebutuhan baik dalam bentuk usulan pembangunan fisik maupun non fisik yang akan direalisasi pada tahun 2019 ini.

“Saya kira kehadiran KMSB bukan hanya fokus pada pembanguan fisik semata kaitan dengan Pelaksanaan pengelolaan risiko banjir di Kelurahan Wainitu. Namun juga (KMSB) juga akan memberikan edukasi kepada masyarakat, melalui penguatan kapasitas adaptasi bencana banjir dan kapasitas mitigasi masyarakat dan peningkatan kemampuan prediksi terhadap peningkatan aliran sungai dan resiko yang ditimbulkan,” jelasnya.

Susunan Kepengurusan KMSB Kelurahan Wainitu masing-masing, Lurah Wainitu, M.Nikijuluw, S.STP, M.Si (Pembina), Alexander Lekipiouw (Ketua), J.A. Tuankotta (Wakil Ketua), Shanty Manuhutu (Sekretaris), Ny. CH. Sabono (Bendahara). I. Leimena dan Buce Lethulur (Bidang Kesiapsiagaan dan Infrastruktur), F. Nussy (Bidang Penanganan Bencana), Iskandar dan J. Putirulan (Bidang Logistik), R. Untarola (Bidang Penanganan Sampah), dan Salmon Tahya (Bidang Informasi dan Kemitraan). Serta Viona Maitimu selaku Pendamping.  (AM03)