AMBONMANISE.COM– Wakil Gubernur (Wagub) Maluku, Drs Baranabas Orno mendeklarasikan pembentukan Rumah Pancasila Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Saumlaki, yang berlangsung di Desa Alusi Krawain, Kecamatan Kormomolin, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), Kamis (14/11/2019)
Deklarasi ini dirangkai dengan seminar kebangsaan, dibawa sorotan Tema “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan (Ir. Soekarno) dan sub tema “Dengan semangat hari pahlawan kita pertegas implementasi nilai-nilai Pancasila”.
Dialog ikut dihadiri, Sekretaris Daerah KKT, Pieterson Rangkoratat, Danlanal Kabupaten KKT, Letkol Hartanto, mewakil Dandim, Pasiops Kodim 1507 Saumlaki, Lettu Inf. Deny Wakim dan Wakapolres KKT, Kompol Lodevicus Thetol.
Wagub dalam sambutannya mengatakan, pemuda adalah tulang punggung dan penentu masa depan bangsa dan Negara Indonesia. Istilah ini tidak berlebihan, fakta sejarah perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Dimana pemuda Indonesia mampu bersatu, menembus batas-batas perbedaan suku, agama dan budaya untuk membebaskan bangsa ini dari ikatan belenggu penjajahan.
Pernyataan Presiden pertama, Ir. Soekarno yang berbunyi “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncang seluruh dunia”, merupakan justifikasi terhadap semangat konstruktur pemuda dalam membangun dan membesarkan bangsa ini.
“Karena itu, dalam nuansa seminar kebangsaan dan pembentukan Rumah Pancasila PMKRI ini, pemuda masa kini termasuk didalamnya mahasiswa Katolik, harus memiliki tekad dan semangat untuk berbakti dan memberikan karya terbaik bagi kemajuan dan kejayaan bangsa dan Negara, teristimewa Provinsi Maluku umumnya dan Samulaki pada khususnya,”ujarnya.
Untuk itu, Sebagai wakil Gubernur, dirinya menyambut baik dan mengapresiasi penyelenggaran seminar dan deklrasi pembentukan Rumah Pancasila Maluku, karena forum ini memiliki makna yang sangat penting dan staretgis dalam rangka mencipatakan kader pemuda dan mahasiswa Katolik yang cerdas, tangguh dan bermartabat.
“Momentum ini menjadi semakin bermakna karena dibingkai dengan semangat cinta kasih yang nyata dalam pembangunan berbangsa dan bernegara, menuju terwuudnya cita-cita bersama,”ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan, sebagai sebuah gerakan yang dilandasi oleh semangat kebangsaan dan cinta kasih, maka hal utama yang harus dilakukan oleh mahasiswa Katolik adalah membangun pergumulan intelektual-religius dalam setiap aktifitasnya, sehingga kedepan mahasiswa Katolik siap dan mampu menstransformasikan gerakan intelektualnya dalam konteks pembinaan kepemudaan dan sosial kemasyarakatan.
Hal ini penting dilakukan, kata Mantan Bupati MBD dua periode ini, agar mahasiswa Katolik sebagai bagian dari generasi muda bangsa menyadari bahwa eksistensi dan kehadiranya di tengah-tengah masyarakat tidak semata-mata sebagai media pemersatu para pemuda katolik, tetapi juga untuk membantu mengatasi berbagai persoalan sosial kemasyarakatan.
“Hal ini perlu saya ingatkan, karena tantangan terbesar dalam kehidupan moderen dewasa ini antara lain, pudarnya solidaritas sosial, dan keadilan serta menguatnya nilai-nilai individualism dan pragmatisme,”tandasnya.
Disisi lain, menurutnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga semakin penggerus nilai-nilai etika, moral yang mengakibatkan geseran tata nilai dan perilaku, seperti nilai-nilai kesopanan, tenggang rasa, kasih sayang dan kebersamaan baik dalam lingkungan keluarga, maupun antar kelompok masyarakat, bahkan cenderung menimbulkan rasa primordial sempit.
Tak hanya itu, aksi-aksi kekerasan seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba, bahkan perikaian antara kampong yang marak terjadi belakangan ini, menjadi contoh terdistorisnya nilai-nilai solidaritas dan persaudraaan, yang sejatinya menjadi dasar dalam membangun kehidupan bersama.
Dalam konteks inilah, dirinya meminta mahasiswa Katolik harus berperan aktif mendorong pembinaan generasi muda Gereja, meningkatkan pelayanan kemuatan, serta pemberdayaan masyarakat guna memperjuangkan tegaknya keadilan dan kesejahteraan sosial.
“Mahasiswa juga diharapkan mampu menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai solidaritas kebangsaan, menghargai jasa-jasa pahlawan serta mampu menjadi pahlawan masa kini, sesuai dengan tema “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan (Ir. Soekarno) dengan sub tema “Dengan semangat hari pahlawan kita pertegas implementasi nilai-nilai pancasila.
Hal ini betjuan membangun watak karakter dan jati diri ke-Indonesia-an generasi muda bangsa yang menghargai jasa para pahlawan bangsa, berbudaya dan beradab,”harapnya. (AM-05)