Mundur Dari Jabatan, Rahakbauw Ajak Kader Golkar Tetap Bersatu Dan Jangan Saling Menyalahkan
AMBON-MALUKU. Politisi Partai Golkar, Richard Rahakbauw akhirnya menyatakan mundur dari jabatan wakil ketua DPRD Provinsi Maluku, pasca kekalahan pasangan calon gubernur dan gubernur Maluku nomor urut (1), Said Assagaff-Andreas Rentanubun (SANTUN) kalah telak di Kota Ambon pada pemilihan tanggal 27 juni kemarin.
“Secara resmi, saya menyatakan mundur dari jabatan saya selaku wakil ketua DPRD Maluku. Sebagai kader yang taat asas dan patuh akan keputusan partai, Saya menyerahkan semua mekanisme pergantian itu kepada DPD Maluku dan DPP di Jakarta. Saya tetap konsisten dengan apa yang pernah saya ucapkan di hadapan ratusan kader Golkar di Kota Ambon Rabu 21 Februari 2018,’’ ungkap Rahakbauw dalam konfrensi persnya Rabu (4/7) di ruang kerjanya.
Menurut Rahakbauw, apa yang dia lakukan ini, merupakan ‘konsekuensi‘ nyata sebuah perjuangan dan realita politik. Bahkan, dirinya ingin menyakinkan masyarakat, bahwa tak semua politisi itu pandai bersilat lidah.
“Apa yang saya ucapkan, saya buat. Saya ikrarkan mundur, ya saya mundur dari jabatan waka DPRD Maluku. Jabatan itu anugerah Tuhan, bukan milik saya pribadi,’’ ujarnya.
Dikatakannya, jika surat persetujuan kemunduran dirinya sebagai waka DPRD terbit, maka pada hari itu juga, dirinya angkat kaki dari ruang kerja wakil ketua maupun rumah jabatan.
‘”Semua barang, berkas dan lainnya sudah dibereskan baik dari ruangan maupun rumah jabatan, tinggal menunggu surat persetujuan itu keluar, sayapun keluar’’ akunya.
Pada kesempatan yang sama, RR juga menyampaikan apreseasi dan kebanggaannya kepada seluruh kader Gokar di 11 kabupaten/kota di Maluku atas kerja kerasnya bersama SANTUN, walau belum memperoleh hasil maksimal.
‘’Dalam sebuah pertarungan, pasti ada yang kalah dan ada yang menang, namun satu hal yang pasti, kita semua sudah berusaha, sudah maksimal, namun Tuhan masih berkehendak lain,’’ kata ia.
Rahakbauw juga meminta kepada seluruh pengurus dan kader untuk tak berlarut-larut dalam kekecewaan dan kesedihan, sebab masih ada agenda politik lain yang harus dihadapi kedepan, yakni Pileg dan Pilpres 2019.
“Pilgub Maluku ini harus menjadi bahan evaluasi bagi kita di Golkar. Jangan marah dan menyalahkan siapapun. Jauhkan permusuhan diantara kita dan tetap satukan barisan untuk menghadapi proses politik di tahun 2019,” pungkas ia. (AM-10)