Unpatti Temukan Tiga Jenis Ikan Baru
Ambon, Tribun-Maluku.com : Pusat Studi Maritim Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon menemukan tiga jenis ikan karang yang belum terlaporkan pernah ditemukan di kawasan lainnya di Indonesia.
“Survei ini belum selesai dilakukan. Yang sangat menakjubkan kami menemukan ada tiga jenis ikan yang belum pernah dilaporkan pernah ditemukan di Indonesia,” kata Direktur Pusat Studi Maritim Unpatti Gino Limmon di Rembuk Nasional 2017, Jumat (15/9).
Tanpa merinci tiga jenis ikan baru tersebut, ia menjelaskan penemuan itu didapatkan saat lembaga yang dipimpinnya melakukan survei untuk mendapatkan data yang akurat mengenai jumlah jenis ikan yang ada di perairan Maluku.
Survei yang mengandalkan metode “DNA Barcode” di pasar ikan di Kota Ambon, berhasil mengidentifikasi sedikitnya 350 jenis ikan karang, tiga di antaranya diketahui belum terdaftar.
“Itu baru ikan karang dan hanya berkisar di pasar ikan Ambon, tapi ini sudah menunjukan betapa besarnya potensi perairan Indonesia,” ucapnya.
Dikatakannya untuk memajukan kelautan dan perikanan diperlukan data dasar yang akurat, baik jumlah dan jenisnya di perairan, sehingga dibutuhkan riset dan survei berbasis keilmuan.
Akan tetapi biodiversitas laut hampir tidak tersentuh oleh banyak peneliti, khususnya di Maluku, karena membutuhkan dana yang besar, peralatan penelitian yang cukup, juga transportasi yang memadai, mengingat wilayah perairan Maluku sangat luas dibandingkan daratannya.
“Banyak yang bicara mengenai jumlah ikan dalam ukuran ton, tapi tidak ada yang tahu berapa jenis ikan yang ada di perairan Maluku karena memang belum ada data akuratnya,” ucapnya.
Selain biodiversitas, potensi sumber daya kelautan dan perikanan lainnya yang juga belum digarap adalah bahan bioaktif yang dikandung oleh organisme di perairan Maluku, terutama di laut dalam.
Bioaktif, menurut dia, adalah harta karun yang sudah harus diperhitungkan karena sangat dibutuhkan bagi perkembangan dunia farmasi, juga menguntungkan bagi kemajuan perekonomian bangsa.
“Kita punya ratusan ribu organisme laut yang bisa untuk menjadi bahan obat-obatan, anti virus, anti bakteri dan sebagainya. Untuk meneliti dan menemukannya, kita perlu investasi dalam bentuk peralatan, pembibitan bagi para peneliti dan investasi bagi dana penelitian,” ujarnya.