dari katong par katong samua

Wagub: Maluku Perlu Inovasi Kembalikan Kejayaan Rempah

1,420

BERITA MALUKU. Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua menegaskan daerah ini memerlukan ide-ide atau gagasan baru dan inovasi untuk mengembalikan kejayaan rempah-rempah Maluku yang menjadi rebutan bangsa-bangsa pada era 500 tahun lampau.

“Saat ini harus ada pemikiran dan langkah-langkah inovasi untuk mengembalikan kejayaan rempah-rempah Maluku seperti cengkih dan pala yang dahulu menjadi rebutan bangsa-bangsa di dunia,” kata Wagub Zeth, saat membuka Lokakarya dan Seminar Nasional Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia (FKPTPI), di Ambon, Kamis (12/10/2017).

Menurutnya, saat ini pengembangan pala dan cengkih di Maluku belum terlalu menggairahkan, tetapi menjadi salah satu penggerak ekonomi masyarakat, mengingat para petani rempah menginginkan harga jual pala dan cengkih dapat meningkat kembali.

“Rata-rata masyarakat di seluruh Maluku mata pencariannya dari sektor pertanian dan perkebunan. Mereka sangat mendambakan harga pala dan cengkih lebih baik dari saat ini, sehingga dapat menjadi salah satu sumber penghasilan untuk peningkatan kesejahteraan mereka,” katanya pula.

Dia memandang kebijakan Presiden Joko Widodo untuk mengembalikan kejayaan rempah-rempah Indonesia dan ditindaklankjuti oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman dengan menggelontorkan APBN sebesar Rp5,5 miliar untuk membeli bibit unggul rempah-rempah untuk dibagikan kepada petani secara gratis, sangat strategis untuk menggairahkan kembali pengembangan komoditas unggulan tersebut.

“Saya optimistis dengan program Presiden Jokowi yang ditindaklanjuti oleh Mentan Amran Sulaiman akan membuat para petani bergairah untuk mengembangkan rempah-rempah dan dalam kurun 10 tahun mendatang, rampah-rempah Indonesia khususnya pala dan cengkih di Maluku akan berjaya kembali,” katanya lagi.

Dia mengakui karakteristik dan geografis Provinsi Maluku adalah laut yang luas mencapai 92,4 persen dari total luas wilayah, namun di daratan cengkih dan pala tumbuh secara subur, tetapi para petani kurang bergairah untuk mengurusnya sebagai sumber kehidupan utama, disebabkan harga yang tidak menetu dan terkadang anjlok di pasaran.

“Karena itu dengan program bantuan jutaan bibit gratis dari Kementerian Pertanian dalam kurun waktu tiga tahun mendatang akan berdampak besar, terutama petani bergairah kembali untuk mengurus dan mengembangkan komoditas unggulan di pasar dunia ini dan pada waktunya Maluku akan kembali bangkit dan berjaya dengan rempah-rempah seperti yang terjadi 500 tahun silam,” kata dia pula.

Sehubungan dengan itu, Wagub Zeth berharap Lokakarya dan Seminar Nasional FKPTPI yang dihadiri para pakar di bidang pertanian dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia ini, dapat merumuskan ide dan gagasan inovatif maupun teknologi baru untuk pengembangan sektor pertanian, khususnya pengembangan dan budi daya tanaman rempah-rempah.

“Saya inginkan para ahli pertanian yang berkumpul saat ini dapat membahas dan melahirkan konsep baru yang inovatif maupun teknologi baru yang bisa diterapkan kepada para petani dalam mengembangkan dan membudidayakan tanaman cengkih dan pala, sehinga pada akhirnya harapan pemerintah pusat akan masa keemasan dan kejayaan rempah-rempah Indonesia dapat terwujud di masa mendatang,” kata Wagub itu pula.

Sekretaris Jenderal FKPTPI Jamhari menegaskan, lokakarya dan seminar “Peran Perguruan Tinggi Pertanian Dalam Menghasilkan Inovasi yang Mendukung Industri Pertanian” bertujuan menghasilkan inovasi demi mendukung industri pertanian termasuk di Maluku yang merupakan salah satu daerah penting dan memiliki kontribusi besar dalam pengembangan rempah-rempah.

Inovasi yang dimaksud khususnya untuk Maluku, yakni bagaimana langkah dan upaya untuk mengembalikan semangat dan inovasi para petani mengembalikan kejayaan rempah-rempah terutama cengkeh dan pala.

“Inovasi yang akan dibahas untuk Maluku yakni bagaimana membangun kembali kejayaan rempah-rempah terutama pala dan cengkih. Walaupun tanaman di daerah ini sudah tua dan berumur ratusan tahun, tetapi perlu dikaji dan dianalisa bibit pala dan cengkih yang unggul seperti apa, cara mengatasi hama hingga pemasaran dan inovasi sosial ekonominya,” kata Jamhari.

Tema sentral Lokakarya dan Seminar Nasional FKPTPI itu dimaksudkan untuk mendekatkan perguruan tinggi pertanian dengan sektor riil bidang pertanian, orientasi dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, sehingga roadmap penelitian yang sudah tersusun dapat langsung menghasilkan teknologi modern dan berkontribusi mendorong pertumbuhan sektor riil.

Selain itu, pertemuan yang berlangsung selama dua hari tersebut juga membicarakan pengembangan sosial ekonomi, dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang semakin maju guna mengatasi masalah panen raya di bidang pertanian.

“Sebetulnya IT harus diterapkan di dunia pertanian, seperti kami telah menciptakan aplikasi khusus untuk android yang bermanfaat dalam penyuluhan pertanian digital, sehingga ketika petani mengalami kesulitan atau masalah hama penyakit, dapat langsung memanfaatkan aplikasi tersebut untuk mencari solusinya dan para dosen pertanian akan siap menjawab,” katanya.

Aplikasi ini juga bermanfaat mempermudah para petani untuk memasarkan hasil-hasil pertaninnya secara dalam jaringan (daring).

Lokakarya dan Seminar Nasional FKPTPI dihadiri kurang lebih 400 dosen dan dekan dari fakultas pertanian di seluruh perguruan tinggi di Indonesia dan akan berlangsung di Ambon, 12-13 September 2017.

Leave A Reply

Your email address will not be published.

%d bloggers like this: