AMBON-MALUKU. Produksi pangan lokal berupa ubi kayu dan ubi jalar di Maluku tahun 2017 melampaui target. Hal ini terlihat dari data yang dirilis Dinas Pertanian Provinsi Maluku dimana dari komoditi pangan lokal ubi kayu sebanyak 134.000 ton. Realisasinya, produksi ubi kayu sebanyak 154.982 ton sehingga menjawab kebutuhan ubi kayu sebagai pangan lokal di Maluku sebanyak 59.778 ton.
“Ubi kayu lebih dari produksi maupun target. Kebutuhannya 59ribu ton. jadi kita sudah sangat swasembada untuk ubi kayu. kebutuhan ubi kayu cuma 59.778 ton, sedangkan kita sudah mencapai produksi 154.982 ton, jadi sudah kelebihan di target maupun kebutuhan,”ujar Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku, Diana Padang saat digelar coffe morning bersama awak media maupun jajarannya di kantor Dinas Pertanian Provinsi Maluku, pekan kemarin.
Sementara untuk produksi pangan lokal ubi jalar di Maluku tahun 2017 sebanyak 40.000 ton. Jumlah tersebut melebihi target yang ditentukan yakni sebanyak 29.000 ton.
Meskipun produksi ubi jalar melebihi target, namun dalam hal menjawab kebutuhan masyarakat yang sebesar 41.000 ton masih terdapat kekurangan sebanyak 962 ton.
“Sedikit saja kekurangannya.
Sementara untuk capaian program Upaya khusus (Upsus) padi jagung kedelai (Pajale), dijelaskannya, produksi padi terhitung sejak 2017 yang ditargetkan sebanyak 131.005 ton, hanya bisa diproduksi sebanyak 85.103 ton. “Jadi kita masih kekurangan, sisanya masih didatangkan dari luar daerah seperti Makassar dan Surabaya,’bebernya.
Secara keseluruhan dari tahun 2014-2017, produksi padi di Maluku mengalami kenaikan sebesar 13 persen. “Rinciannya untuk padi terbagi dalam dua jenis, padi sawah dan ladang dimana padi sawah kenaikkannya 15,8 persen, karena ada cetak sawah baru, program entensifikasi dan intensifikasi untuk bagaimana meningkatkan produksi dari padi tersebut. Padi ladang alami penurunan 16,9 persen, karena beberapa lokasi seperti di MTB, Aru dan Maluku Tenggara agak penurun, tapi luas lahannya masih tetap,”jelasnya.
Sedangkan untuk produksi jagung tahun 2017, lanjut ia melebihi target. tahun lalu, produksi jagung di Maluku sebanyak 29.249 ton melebihi yang ditargetkan sebanyak 17.071 ton.
Hanya saja, kelebihan produksi itu pun belum bisa menjawab kebutuhan jagung di Maluku yang mencapai 70.000 ton.
“Kebutuhan masih jauh dari ketersediaannya di Provinsi Maluku. Karena di Provinsi Maluku ada upaya khusus (upsus) jagung kurang lebih 36.000 hektar sehingga produksinya meningkat menjadi 29.249 ton. kalau dilihat dari produksi kita sudah melebihi, tapi kalau dilihat dari kebutuhan kita masih dibawah atau kurang,”sambungnya.
Untuk produksi kedelai tahun 2017 dibeberkannya sebanyak 1.600 ton, melebihi target yang ditetapkan yakni sebanyak 1.200 ton. (AM-10)