NATASHYA LITAAY IKUT JEJAK AYAHNYA JADI POLITISI
AMBON MANISE. Natashya Alexandra Litaay, mungkin belum banyak orang mengenalnya, tetapi setidaknya nama marganya sangat melekat dengan sosok sang ayah Alexander Litaay, politisi PDI Perjuangan yang banyak menyuarakan kepentingan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Maluku.
“Saya tahu perjuangan ayah tidak pernah surut untuk membangun Maluku hingga akhir hayatnya. Karena itu saya ingin mengikuti jejak ayah sebagai politisi, sehingga bisa berkarya menyuarakan aspirasi masyarakat Maluku,” ungkap ia saat jumpa persnya dengan wartawan, Selasa (23/7) sore itu.
Wanita kelahiran Salatiga pada 13 Oktober 1987 tersebut, mengaku sudah mengenal dunia politik sejak masih kecil karena sering dibawa oleh Ayahnya untuk bersosialisasi dan berkampanye dengan masyarakat, dan pernah menjabat sebagai Wakil Sekjen I di sayap partai PDI Perjuangan yaitu Taruna Merah Putih dan sekarang aktif di Badiklat Pusat PDI Perjuangan sehingga niat dan tekad untuk terjun di dunia perpolitikan semakin mantap.
Tashya sapaan akrab Natashya sudah semakin mantap setelah terdaftar sebagai bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) DPRD Provinsi Maluku dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dari daerah pemilihan (Dapil) Kota Ambon.
Ia pernah maju bertarung sebagai calon legislatif pada Pemilihan Legislatif 2009-2014 untuk daerah pemilihan DKI Jakarta.
Saat itu usianya masih 21 Tahun. Perolehan suara yang dicapai Tashya cukup signifikan. Bahkan menduduki urutan keenam perolehan suara.
Tashya mengaku kagum dengan sosok ayahnya Alex Litaay yang dipercaya dan dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Kroasia, pada tanggal 13 Januari 2016.
Sebagai anak tertua dari tiga bersaudara Tasya mengaku tidak diberi amanat atau pesan khusus sang ayah yang meninggal dunia karena sakit saat menjalankan tugasnya dalam tugasnya di Zagreb, Kroasia pada 26 Juni 2016.
“Semangat juang serta perhatian ayah untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat dan kemajuan daerah yang mendorong saya untuk mengikuti jejaknya sebagai politisi, sekaligus pulang kampung ke Ambon untuk berjuang membangun daerah,” katanya.
Tashya menyadari perjuangannya untuk lolos menjadi politisi dari partai berlambang banteng gemuk tersebut tidaklah mudah dan mulus karena harus bertarung melawan senior-senior partai yang merupakan rekan sekerja ayahnya dalam meraup suara sebanyak-banyaknya.
Jika dipercaya masyarakat, Tashya mengaku akan “concern” perjuangannya untuk memberdayakan kaum perempuan serta sektor pendidikan sebagai basis utama peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) masyarakat Maluku di masa mendatang.
“Saya ingin kaum muda dan perempuan tidak apatis dengan politik. Perempuan juga memiliki integritas dan hak serta kedudukan yang sama di bidang politik,” ungkap Istri dari Ivandry F. Sitepu yang berdarah Batak Karo.
Dirinya mengaku mendapat dukungan dari banyak kalangan, termasuk jajaran politisi senior di PDI Perjuangan yang merupakan rekan seperjuangan ayahandanya, maupun komponen masyarakat yang merupakan basis kuat pendukung ayahnya selama tiga periode berkarya sebagai anggota DPR-RI dari daerah pemilihan Maluku.
“Saya (Tashya-red) sering pulang kampung untuk bertemu dengan rekan-rekan seperjuangan ayah saya, termasuk di basis-basis pendukung fanatis papa untuk memperkenalkan diri, sekaligus meminta restu dan dukungan mereka untuk mendukung saya dalam Pemilihan Legislatif 2019 mendatang,” katanya.
Dia menyatakan, akan menjadi diri sendiri dan tidak bersandar pada nama besar almarhum ayahandanya Alex Litaay, serta siap berkompesiti secara sehat dengan senior-seniornya di PDI Perjuangan.
“Terpenting bagi saya adalah dapat meraup suara sebanyak-banyaknya untuk partai, agar dapat lebih banyak meloloskan kader sebanyak-banyaknya di DPRD Maluku,” katanya. (AM-10)