Wabub Harap MUI Bersama Pemerintah Bangun Kerukunan Umat Beragama di Bursel
BERITA MALUKU. Wakil Bupati Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Ayub Seleky berharap, Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bursel dapat menjadi momen yang dapat mendorong revitalisasi ulama bersama pemerintah membangun kerukunan umat beragama di Buru Selatan.
Harapan Wabub itu disampaikan melalui sambutannya pada pembukaan Rakerda MUI Bursel, berlangsung di aula Kantor Bupati Bursel, Kamis (28/9/2017).
Hadir dalam acara itu, Sekda Bursel Syharoel Pawa, Wakil Ketua DPRD Bursel Selsily serta pengurus MUI Bursel.
Seleky mengakui, sangat bersyukur bisa hadir di majelis istimewa, dimana para pimpinan ormas Islam dan anggota MUI Bursel bersilaturahmi dalam misi dan tujuan yang mulia.
Dikatakan, adalah dambaan kita semua sesuai dengan tema Rakerda yakni “Meneguhkan integritas nilai keagamaan dan kebangsaan dalam melayani dan melindungi umat”.
“Seluruh elemen bangsa dapat melihat para tokoh agama, ulama dan pemerintah bersatu bersinergi mengusahakan kehidupan bangsa yang harmonis, religius dan sejahtera,” ujar Seleky.
Dikatakan, keberadaan tokoh agama dan ulama dewasa ini semakin diharapkan dapat memaksimalkan peran dan fungsinya. Apalagi, ditengah-tengah arus perubahan yang deras menyiratkan kehidupan yang hedonis dan materialistis. Untuk itu, kata Seleky, peran ulama hendaknya lebih diperluas.
Tandasnya, ulama tidak saja berdiri di garis terdepan dalam mengokohkan sendi-sendi moral, etika dan spiritual kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Lebih dari itu ulama diharapkan mampu mencerahkan dan mencerdaskan umat dengan ajaran nilai-nilai islam,” harap Seleky.
Dikatakan, revitalisasi fungsi MUI yang menyangkut empat hal adalah sebuah tuntutan. Empat hal tersebut pertama, memberikan fatwa dan nasehat kepada umat islam dan pemerintah mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan. Kedua, MUI menjadi wadah ukhuwa islamiyah. Ketiga, MUI sebagai organisasi yang mewakili umat islam dan terakhir, MUI menjadi penghubung timbal balik antara ulama dan pemerintah guna menyusekskan roda pembangunan.
“Keempat fungsi tersebut harus senantiasa diintensifkan. Evaluasi terhadap pelaksanaannya akan menjadi bahan pertimbangan bagi MUI untuk melangkah kedepannya lagi,” ujarnya.
Seleky menuturkan, atas nama pemerintah, dirinya memandang penting kedudukan tokoh agama dan ulama di masyarakat.
Seperti halnya para ekonom, pebisnis, ilmuwan atau politisi. Ulama kata Seleky, turut serta dalam menentukan keberhasilan bangsa mengatasi permasalahan menuju derajat kesejahtraan yang lebih tinggi.
“Dewasa ini dengan sistim nilai yang lebih terbuka, kita bisa mengadopsi dan mengembangkan nilai-nilai baru,” ujarnya.
Namun agaknya nilai kebebasan ini belum diimbngi dengan kedewasaan berpikir dan bersikap sehingga justru nilai-nilai yang hakiki seperti agama, moral dan budi pekerti mulai luntur.
“Dikalangan internal umat islam sendiri tidak luput dari sedikit banyak gejala perpecahan maupun konflik,” kata Seleky.
Masih kata Seleky, bahwasnnya islam sebagai ajaranpun terdapat beragam perbedaan. Tanpa alat pemersatu niscaya islam akan tercerai berai.
“Saya memberikan apresiasi dan penghargaan atas pelaksanaan kegiatan silaturahmi Rakerda MUI Kabupaten Bursel tahun 2017 mudah-mudahan dapat menjadi momen yang dapat mendorong revitalisasi ulama bersama pemerintah membanguna kerukunan umat beragama di Buru Selatan,” pungkas Seleky. (LE)