AMBON-MALUKU. Lembaga Survei Indomatriks Consultant merilis hasil survei dalam rangka mengukur tingkat eletabilitas, popularitas dan akseptabilitas tiga Calon Kepala Daerah (Calkada) menjelang Pilkada Kabupaten Malra 2018.
Hasilnya, elektabilitas tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati Malra, terpaut selisih kurang tiga hingga empat persen.
Pasangan bupati dan wakil bupati nomor urut satu, Angky Renyaan dan Hamza Rahayaan (AMANAH) unggul dengan perolehan 33,06 persen. Sementara pasangan nomor urut 2, Esebius Utha Savsavubun dan Abdurrahman Matdoan (UTAMA) peroleh 29,37 persen. Pasangan nomor urut 3, Thaher Hanubun dan Petrus Beruatwarin (MTH-PB) peroleh 30,82 persen.
Direktur Indomatriks Consultan, Bramsen Malakauseya didampingi dua rekannya, Aslen Ruhulessin selaku kepala devisi riset dan pengelolaan data, Nicholas Serang selaku kepala devisi teknologi dan informasi) dalam konfrensi persnya, Rabu (12/6) di Manise Hotel menyebut kunci kemenangan kini ada di perebutan suara yang belum menentukan pilihan (undecided voters) yakni 6,75 persen.
“Saya kira tiga calkada Malra ini punya peluang yang sama. Bedanya hanya 3-4 persen. Sementara undecided voters masih diangka 6,75 persen. Tinggal calkada berserta tim suksesnya mengelola dan merebut pemilih yang belum menentukan pilihannya,” ungkap Bramsen.
Untuk tingkat popularitas calon Bupati Malra lanjut ia, Thaher Hanubun peroleh 97,48 persen beda tipis dengan Esebius Utha Sasavubun yaitu 97,46 persen. Sementara Angky Reyaan hanya peroleh 94,13 persen.
Sementara tingkat popularitas untuk calon wakil bupati Malra, Petrus Beruatwarin unggul sebesar 91,67 persen disusul Hamza Rahayaan sebesar 88,30 persen. Ketiga Abdurrahman Matdoan sebesar 87,29 persen.
Untuk tingat Akseptabilitas calon bupati Malra, Thaher Hanubun juga unggul dibandingkan dua calon bupati lainnya yakni 83,61 persen. Kedua Angky Reyaan sebesar 83,36 persen dan ketiga Esebius Utha Sasavubun sebesar 77,19 persen.
Sementara untuk calon wakil bupati, tingkat akseptabilitas yang tertinggi adalah Petrus Beruatwarin sebesar 79,23 persen. Kedua, Hamza Rahayaan sebesar 77,59 dan ketiga Abdurrahman Matdoan sebesar 76,07 persen.
Dijelaskan untuk segmentasi pemilih, alasan masyarakat lebih memilih pasangan bupati dan wakil bupati Malra karena faktor kesamaan suku dan jazirah sebesar 30,28 persen. Kedua agama yakni 26,12 persen. Kinerja dan prestasi sebesar 15,64. Kesamaan ideologi politik sebesar 13,61 persen. Kesamaan profesi kerja sebesar 9,36 persen dan lainnya 5,29 persen.
Terkait dengan politik uang (money politik) kata ia, 12, 95 persen masyarakat Malra tidak setuju calon bupati dan wakil bupati memberikan uang kepada pemilih untuk memilih pasangan tersebut. Sementara 31, 38 persen masyarakat setuju. Sedangkan 54,67 persen masyarakat mengatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
Diakhir paparannya Bramsen Malakauseya mengatakan, survei yang menggunakan metode multi stage random sampling ini dilakukan pada tanggal 01-07 Juni 2018.
Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan margin of eror 4,00 persen dengan jumlah sampel sebanyak 440 responden. (AM-10)