dari katong par katong samua

“HARGA DIRI” DPRD KOTA AMBON DIINJAK – INJAK

Resto Swalayan Planet Masih Terus Beroperasi

2,254

AMBON-MALUKU. Penderitaan warga RT.002/04 Kelurahan wainitu Kota Ambon akibat air limbah busuk yang berasal dari Resto Swalayan Palnet 2000 ternyata tidak dihiraukan oleh Pemerintah Kota Ambon. Pasalnya, sejak dikeluarkannya Rekomendasi Komisi III DPRD Kota Ambon tertanggal 30 Juli 2018, hingga saat ini Resto Swalayan Planet masih tetap beroperasi dan air limbah busuk tersebut terus dibuang ke pemukiman warga.

Entah kenapa, sikap dingin dan tak mau tahu dari Pemkot khususnya Dinas Dampak Lingkungan dan Persampahan (DLDP) Kota Ambon serta jajaran Satpol PP terus menerus menunjukan sikap tidak peduli akan penderitaan warga. Bahkan yang lebih parahnya lagi, Rekomendasi DPRD bagaikan “Sampah” yang tidak dihiraukan sama sekali.

Kadis DLDP Kota Ambon, Lucia Izaak pada saat pertemuan bersama Komisi III dan warga di balai rakyat Belakang Soya 25 Juli kemarin dengan lantang membeberkan bahwa Pemilik Swalayan Planet adalah “Pengusaha Bandel”. Pasalnya, swalayan Planet beroperasi tanpa memiliki ijin lingkungan UKL/UPL (AMDAL) serta Instalasi Pengelolaan air Limbah (IPAL), sehingga sepatutnya tidak boleh beroperasi. Rupanya sikap emosi Izaak pada pertemuan dengan Komisi III semakin nyata saat kunjungan lapangan ke lokasi, dilihat dan ditemukan langsung kondisi air limbah busuk yang berserakan serta penemuan 2 bak penampung besar yang sudah penuh dengan air limbah busuk.

Kejengkelan Izaak rupanya hanya sandiwara saja, beberapa hari setelah pertemuan dengan Komisi III, Izaak malah menggelar pertemuan dengan jajaran instansi terkait Pemkot dan juga dihadiri oleh Ketua RT.002/04 Kelurahan Wainitu. Rapat yang digelar di ruang kerja Izaak berubah 360 derajat dari komitmen awal. Dalam pertemuan itu, Izaak justru menawarkan saran dan solusi dan bukannya bersikap tegas untuk menindak pemilik Swalayan Planet 2000. Sebelum pertemuan, Izaak akui kepada kepada Ketua RT.002.04 Wainitu bawah dirinya sudah bertemu dengan kuasa hukum dari Swalayan Planet. Sikap aneh Izaak lantas dipertanyakan, apalagi pada saat rapat di ruang kerjanya, baik dari utusan Satpol PP yang diwakili oleh Pak Latupono, dari Dinas Indag, Dinas Kesehatan, Dinas PUPR Kota Ambon semuanya dengan lantang menyerukan untuk dilakukan penutupan terhadap resto swalayan planet 200 wainitu.

Ketua RT.002/04 Wainitu yang hadir dalam pertemuan tersebut protes keras agenda rapat memberi saran dan solusi yang diwarkan Izaak, karena semuanya sudah terang-terangan dan terbuka lebar saat pertemuan warga di Komisi III beberapa waktu sebelumnya. Apalagi hasil pertemuan juga sudah melahirkan rekomendasi DPRD sehingga perubahan sikap Izaak patut dipertanyakan ada apa dibalik semuanya.

Rekomendasi DPRD Kota Ambon

HILANGNYA “HARGA DIRI” DPRD KOTA AMBON

Rekomendasi DPRD Kota Ambon Nomor : 172.5/221/DPRD yang ditandatangani langsung oleh Wakil Ketua DPRD Kota Ambon, Rustam Latupono, S.Pi yang menindaklanjuti hasil rapat dan kunjungan lapangan Komisi III bersama Izaak selaku kadis DLDP Kota Ambon, kini bagaikan “Kertas Sampah” yang tak dihargai sedikitpun. Bukannya mengeksekusi rekomendasi, malah kini pihak Pemkot khususnya Dinas DLDP malah bungkam dan mencari-cari alasan. Padalah jelas-jelas Izaak sudah membeberkan kesalahan swalayan planet dan melihat langsung kondisi di lapangan.

Merasa tidak adanya keadilan bagi warga, kembali lagi warga wainitu menemui Komisi III di ruang kerjanya untuk mempertanyakan kelanjutan sikap pemkot atas rekomendasi yang sudah dikeluarkan DPRD Kota Ambon. Dari hasil pertemuan lanjutan tersebut, Komisi III kemudian memanggil Kasat Pol PP Kota Ambon, M. Loppies. Di depan Komisi III, Loppies menjelaskan bahwa kapan saja dirinya (Pol PP) akan menutup Resto Swalayan Planet jika sudah ada petunjuk lisan maupun tertulis dari Izaak selaku Kadis DLDP. Bahkan Loppies saat itu juga memperintahkan satuannya untuk langsung ke swalayan planet 2000 sebagai bentuk keseriusannya menindaklanjuti rekomendasi DPRD dan keluhan warga. Ketua Komisi III dan beberapa Anggota Komisi saat itu mencoba menghubungi Izaak, namun beberapa kali dihubungi telepon seluler milik Izaak tidak aktif. Lantas, ada apa sebenarnya dengan sikap Izaak yang tidak peduli dengan penderitaan warga wainitu ? kenapa Izaak tidak menggargai sedikitpun Rekomendasi DPRD Kota Ambon? Sikap Izaak inilah yang sempat membuat marah beberapa Anggota Komisi III.

Kasat Pol PP, M. Loppies (Kemeja Merah) saat dipanggil Komisi III terkait beum tutupnya resto swalayan planet 2000 wainitu

Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan, Upulatu Nikijuluw, dengan nada marah mengecam sikap tidak peduli dari Pemkot yang membiarkan resto swalayan planet terus beroperasi. Nikijuluw sentak meminta untuk Pimpinan Komisi III memanggil Izaak dan Satpol PP saat itu juga dan segera menutupnya. Mourits Tamaela, Anggota Komisi III dan juga Ketua Fraksi Parta NasDem merasa sebagai DPRD tidak dihargai dan diinjak-injak harga diri karena rekomendasi DPRD sama sekali tidak direspons oleh Pemkot. Gerald Mailoa dari Fraksi PDI Perjuangan juga menginstruksikan agar dikeluarkan kembali rekomendasi baru dari DPRD yang lebih tegas karena sudah sering kali rekomendasi DPRD tidak dihargai. Hal senada tidak berbeda disampaikan pula oleh semua anggota Komisi III saat itu.

Limbah Swalayan Planet 2000 Wainitu yang mengalir ke drainase di pemukiman warga RT.002/RW.04 Kelurahan Wainitu

Kini waktu terus berlalu, warga terus mengalami penderitaan karena aliran air limbah busuk terus dikeluarkan oleh swalayan planet. Mulai adanya gesekan antar warga yang menambah suasana semakin tidak bersahabat akibat tidak adanya keberpihakan pemerintah kepada warga. Bahkan Pak Anthony Gaspersz Pengusaha Air Bersih di wainitu harus mengalami kerugian jutaan rupiah per hari karena usaha air bersih miliknya kini tidak lagi didatangi oleh mobil tanki air bersih karena air limbah busuk tersebut langsung masuk ke kawasan usahanya.

Tujuan Pemerintah untuk mensejahterakan serta melindungi warga ternyata tidak dirasakan warga Wainitu. Sebagai warga kota Ambon, seharusnya penderitaan warga disikapi serta diberikan perlindungan bagi warga. Hingga kini, masalah air limbah busuk swalayan planet masih terus mengalir, warga hanya bisa berserah semoga keadilan itu masih ada. (***)

Leave A Reply

Your email address will not be published.

%d bloggers like this: